Vandalisme Oleh Pandangan Keliru
Masih ingatkah saudara sedhamma dengan kasus buddharupam raksasa di Afghanistan yang akan diledakkan bekas rezim Taliban tahun 2001 lalu? Dan Taliban tidak main-main dengan ancamannya untuk memusnahkan kebudayaan pra-Islam di Afghanistan atas perintah Mullah Muhamad Omar. Sekarang ini patung Buddha tersebut telah hancur jadi kerikil dan batu. Kaum Taliban beralasan, seni patung adalah berarti menantang kebesaran Tuhan sebagai pencipta manusia dan alam semesta. Pada saat manusia pembuat patung itu mati dan menghadap Tuhan nanti akan ditanyai olehNya, “Mengapa engkau menantangku dengan menciptakan manusia dari batu?”. “Jika engkau bisa menciptakan manusia dari batu, coba buat batu itu hidup seperti manusia!”, sabda Tuhan, menurut versi pendapat rezim Taliban.
Komentar saya hanya dua kata… : Capek Dehhh…!
Buddharupam raksasa ini dipahat seniman Yunani Bactria yang memiliki citarasa seni tinggi 800 tahun setelah disusunnya kitab Milinda Panha, satu dari kitab suci agama Buddha. Pada abad 3 sebelum masehi saat Raja Milinda atau Raja Menander adalah seorang gubernur jendral atau raja vasal dari kerajaan Yunani Bactria. Raja ini bertanya dan berdebat dengan seorang bhikkhu arahat bernama Nagasena yang dengan indah disusun ke dalam sebuah buku yang lalu dijadikan salah satu kitab suci agama Buddha. Di daerah Bamiyan inilah dulu raja Menander pernah berkuasa di tanah yang dulu subur, rakyatnya makmur dan menjadi pusat berkembangnya agama Buddha di Afghanistan.
Patung raksasa Buddha di Bamiyan Afghanistan tengah ini dipahat dengan gaya Indo-Yunani. Dengan kata lain patung ini perpaduan gaya Yunani yang menggambarkan Buddha dengan wajah yang menyerupai dewa Yunani Zeus atau Apollo dan figur patung yang menyerap gaya Hindu. Ini adalah salah satu patung dari dua patung raksasa di Afghanistan Tengah dan ini adalah patung terbesar yang diledakkan fisiknya oleh rezim Taliban. Patung ini adalah salah satu maha karya rakyat Afghanistan dari abad ke 6 masehi dan telah berdiri tegak menghiasi gunung batu ini selama 1500 an tahun! Menurut penuturan seorang peziarah asal Tiongkok yang pernah berkunjung ke sini 632 Masehi bernama Hsuan Tsang menceritakan selain Buddharupam raksasa ini masih ada lagi sebuah Buddharupam raksasa dengan pose Buddha berbaring dengan tangan menyanggah kepala. Tetapi keberadaan patung ini masih dicari arkeolog karena diduga patung ini masih terkubur dalam tanah. Pada waktu itu menurut penuturan tulisan diary nya, Buddharupam ini berkilauan emas dan berhiaskan permata. Dari atas patung dapat melihat ke bawah terdapat pemandangan lembah dengan 10 vihara dan didiami oleh 1000 bhikkhu di sana.
800 tahun lalu Genghis Khan menjadikan Buddharupam ini sebagai sasaran latihan tembak meriamnya.
Pada pergantian abad ke20 dari tahun 1880-1901 seorang raja Afghanistan bernama Emir Abdurrahman saat sedang mengejar kelompok gerilyawan pemberontak Bamiyan dari suku Hazara melampiaskan kekesalannya dengan merusak Buddharupam ini. Emir Abdurrahman membantai puluhan ribu suku minoritas Hazara, yang mana seperti kebanyakan kaum minoritas di dunia islam selalu beragama aliran Islam Shi’ah. Aliran Shi’ah terkenal dengan pola berpikirnya yang kritis terhadap politik penguasa di negeri-negeri Islam sehingga dibenci raja Emir Abdurrahman. Kaum Hazara ini memiliki ciri-ciri wajah seperti nenek moyangnya yang berasal dari keturunan Mongol, Chinese dan Tibet. Dan dikarenakan kebetulan wajah Buddharupam raksasa ini memilik wajah yang seperti wajah orang Mongol-Chinese-Tibet, maka Emir Abdurrahman makin tersinggung dan kesal lalu memerintahkan pasukan menembakinya dengan meriam. Akibatnya wajah kedua Buddharupam raksasa itu dipahat dan lengan serta kakinya putus dihajar tembakan meriam.
Akhirnya Buddharupam ini baru benar-benar musnah dari muka Bumi ini oleh bahan peledak modern dan niat kemauan rezim Taliban sampai hancur jadi debu.
Saya tampilkan profil seorang penduduk lokal yang dipaksa Taliban untuk memanjat patung sambil membawa jack hammer (alat untuk membubut dan merontokan aspal) dan dinamit.
Namanya Mirza Hazyeim dari suku Hazara. Ia sangat takut saat memasangkan bom pada patung sang Buddha ini dan merasa bahwa hidupnya akan segera berakhir. Dia dipaksa setelah diintimidasi bahwa ia tidak Islam, kafir dan akan segera dibunuh seperti putri dan istrinya serta sanak keluarganya yang telah terlebih dulu dibunuh Taliban. Oh, kejamnya dunia!
Photo oleh:
* TV National Geographic Channel (foto Mirza Hazyeim dan Patung diledakkan).
* Mr. A. Lezine dari UNESCO (foto hitam putih Buddharupam Bamiyan thn.1963, bawah)
* Dr. Bill Podlich (telah meninggal Januari 2008, foto Buddharupam Bamiyan dari kejauhan, bawah)
* Photogarapher tak dikenal diambil dari sebuah situs web (Buddharupam Bamiyan dengan penduduk lokal sedang jongkok didepannya)
* Photo dari TV CNN (Buddharupam Bamiyan sedang diledakkan oleh manusia berwatak iblis )
* Mr. Filippo (foto gunung batu sekarang setelah Buddharupam Bamiyan diledakkan dan foto puing Buddharupam Bamiyan dikumpulkan untuk didata arkeolog)
Tulisan oleh: Bamiyan Buddha